SENGETI, – Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi menggelar Wisuda Akbar Rumah Tahfizh Quran pada Senin, 13 Oktober 2025.
Sebanyak 820 santri dan santriwati dari 111 rumah tahfizh mengikuti prosesi wisuda — sebuah momentum kebanggaan yang menyatukan keluarga, pengajar, dan pemangku kebijakan daerah dalam perayaan keagamaan sekaligus penguatan pendidikan karakter.
Acara yang digelar bersamaan dengan rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Muaro Jambi ke-26 ini bukan sekadar seremoni.
Para peserta merupakan binaan program tahfizh yang dimulai oleh pemerintah daerah sejak 2020, dan wisuda kali ini dianggap sebagai bukti nyata dari investasi jangka panjang dalam pengembangan sumber daya manusia berbasis nilai-nilai keagamaan.
Prosesi menghadirkan momen emosional ketika ratusan santri bersama-sama melantunkan ayat-ayat Al-Quran yang menggema di venue.
Turut hadir pada acara tersebut Bupati Muaro Jambi Dr. Bambang Bayu Suseno, sejumlah kepala OPD, anggota DPRD, ustadz/ustadzah, serta orang tua santri.
“Patut kita syukuri. Mudah-mudahan ke depan muncul lebih banyak generasi Qurani,” — Bupati Muaro Jambi, Dr. Bambang Bayu Suseno.
Dalam sambutannya, pemerintah daerah menyatakan dukungan berkelanjutan bagi program tahfizh, termasuk janji pemberian apresiasi berupa legalitas sertifikat tahfizh bagi lulusan.
Langkah administratif ini diharapkan membuka akses pengakuan formal bagi lulusan rumah tahfizh ketika berkiprah di dunia pendidikan maupun masyarakat.
Tema acara — yang mengaitkan peringatan Hari Jadi Muaro Jambi ke-26 dengan visi “Muaro Jambi Berbakti 2030” — menunjukkan upaya daerah menyelaraskan penguatan tradisi religius dengan target pembangunan karakter generasi muda.
Penyediaan fasilitas pembinaan, pembekalan ustadz/ustadzah, serta pemberian sertifikat diharapkan mendukung berkelanjutan program tahfizh di tingkat desa dan kecamatan.
Wisuda Akbar Rumah Tahfizh ini menjadi contoh program daerah yang memadukan pembinaan agama, pendidikan informal, dan penguatan hubungan keluarga-komunitas.
Keberhasilan program bergantung pada kesinambungan dukungan anggaran, pembinaan kualitas pengajar, dan mekanisme pengakuan formal yang jelas.
