TERKINIJAMBI.COM – Tragedi di vila Gili Trawangan pada April 2025 menyisakan luka panjang. Brigadir Nurhadi ditemukan tak bernyawa, dan kini kasusnya menyeret seorang perwira polisi berpangkat Komisaris, I Made Yogi Purusa Utama, sebagai tersangka utama.
Di balik sorotan publik dan proses hukum yang bergulir, tersingkap satu sisi yang tak kalah menyayat: reaksi sang istri Kompol Yogi ketika mengetahui keterlibatan suaminya dengan seorang wanita muda bernama Misri Puspita Sari—yang juga kini menyandang status tersangka dalam kasus yang sama.
“Hanya air mata. Tak ada kata-kata. Yang tersisa hanya diam panjang dan kesedihan,” ungkap pengacara Kompol Yogi, Suhartono, saat diwawancarai usai mendampingi kliennya di Mapolda NTB.
Ia tak menampik bahwa keluarga besar Kompol Yogi benar-benar terpukul. Informasi mengenai keterlibatan suaminya dengan Misri, termasuk dugaan penyalahgunaan narkoba sebelum kejadian, telah menghancurkan keteguhan keluarga.
“Keluarga merasa seperti dijatuhi vonis sebelum proses hukum berjalan. Padahal, kebenaran belum terbuka seluruhnya. Semua masih kabur,” ujar Suhartono.
Kasus kematian Brigadir Nurhadi masih dipenuhi teka-teki. Tiga nama kini tercatat sebagai tersangka: Kompol Yogi, Ipda Haris Chandra, dan Misri Puspita Sari—wanita yang diduga disewa untuk “menemani” selama liburan dinas.
Suhartono menambahkan bahwa persoalan wanita dan dugaan narkoba hanyalah permukaan dari misteri yang lebih besar. “Belum bisa disimpulkan. Terlalu banyak lubang dalam kronologi versi penyidik. Ada potongan-potongan yang belum disatukan,” tegasnya.
Saat ini, tim penyidik Polda NTB masih terus mendalami motif dan urutan kejadian sebelum kematian Nurhadi. Namun publik terus mendesak keterbukaan, termasuk isi pesan terakhir yang dikirim Misri kepada seseorang yang hingga kini belum diungkap.
Kasus ini tak sekadar skandal moral, tapi juga ujian atas integritas aparat penegak hukum. Di balik itu, ada keluarga yang runtuh dalam diam dan air mata.
Editor @terkinijambi.com
Dok photo Ilustrasi istimewa
