Indeks

Kesepakatan Transfer Data dengan AS Tuai Polemik, Pemerintah Dinilai Korbankan Privasi Warga Demi Diskon Tarif Trump

Selama proses hukum masih berjalan, tarif resiprokal tetap diberlakukan sementara, termasuk untuk Indonesia.

Indonesia Diuntungkan, Tapi Risiko Mengintai

Secara ekonomi, Indonesia memang mendapat keuntungan dari penurunan tarif 32 persen menjadi 19 persen. Produk ekspor utama seperti tekstil, alas kaki, dan komponen elektronik kini lebih kompetitif di pasar AS.

Namun pengamat hubungan internasional dari Universitas Paramadina, Ahmad Ghozali, mengingatkan agar Indonesia tak menggadaikan keamanan data hanya demi insentif ekonomi sesaat.

“Ke depan, negara harus lebih transparan dalam merumuskan perjanjian internasional yang menyangkut hak sipil. Jika tidak, bisa muncul krisis kepercayaan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Kesepakatan Serupa Diteken Negara Lain

AS juga diketahui menandatangani perjanjian bilateral tarif dengan negara lain seperti Uni Eropa, Jepang, Vietnam, dan Inggris. Sebagian besar kesepakatan tersebut menyertakan klausul pembukaan akses data dan pembelian produk strategis asal AS sebagai timbal balik.


Catatan Redaksi:

Pemerintah belum merilis dokumen resmi dari kesepakatan ini ke publik. Hingga kini, sebagian besar informasi yang beredar berasal dari bocoran media dan penjelasan lisan para pejabat. Masyarakat diimbau untuk terus mengawal isu ini agar tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak fundamental warga negara.


Penulis: Redaksi Terkinijambi

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025

Exit mobile version