Indeks

Ustadz H. Yahya Waloni Wafat Saat Khutbah Idul Adha, Di Atas Mimbar dan Dalam Keadaan Mulia

Meninggal dunia saat menyampaikan khutbah kedua Idul Adha di Masjid Darul Falah, Makassar. Dikenal sebagai mualaf yang vokal dan penuh semangat dakwah.

MAKASSAR — Umat Islam di tanah air dikejutkan oleh kabar duka dari Kota Makassar. Pendakwah sekaligus mualaf yang dikenal luas, Ustadz H. Yahya Waloni, wafat pada Jumat, 10 Dzulhijjah 1446 H bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, saat menyampaikan khutbah di Masjid Darul Falah, Blok M – Minasa Upa.

Menurut informasi dari pengurus masjid, Ustadz Yahya menyampaikan khutbah pertama dengan suara lantang dan penuh semangat. Namun saat memulai khutbah kedua, beliau baru sempat mengucap kalimat pembuka sebelum tiba-tiba ambruk di atas mimbar. Beliau langsung dilarikan ke RS Bahagia, namun takdir Allah lebih dulu menjemputnya.

“Beliau wafat dalam keadaan mulia: saat menjadi khatib, di rumah Allah, dan pada hari besar umat Islam,” ujar salah satu pengurus masjid setempat.

Perjalanan Hidup: Dari Pendeta ke Pendakwah

Yahya Waloni berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Ia tumbuh dalam keluarga Nasrani dan pernah menjadi pendeta di Papua. Namun awal 2000-an, ia memeluk Islam setelah melewati pergulatan batin dan studi mendalam atas agama-agama samawi.

“Saya tidak masuk Islam karena emosi. Saya masuk Islam karena keyakinan,” ungkapnya dalam salah satu ceramah yang banyak dibagikan di media sosial.

Sejak itu, ia aktif berdakwah dari masjid ke masjid, dari kota ke kota. Fokus ceramahnya banyak menyasar tema konversi agama dan pembelaan terhadap Islam, terutama dalam konteks perbandingan agama.

Sosok Penuh Warna dan Suara Keras

Ustadz Yahya Waloni dikenal dengan gaya ceramah yang tegas, bahkan frontal. Ia tidak jarang mengkritik keyakinan lama yang pernah ia anut, yang membuat ceramah-ceramahnya viral namun juga menuai kontroversi. Beberapa kali ia dilaporkan ke pihak berwenang karena pernyataannya dinilai menyinggung umat agama lain.

Meski demikian, banyak mualaf dan pendengar setia tetap menilai beliau sebagai sosok pemberani dan pejuang dakwah. Bagi sebagian, ia adalah suara yang lantang dalam mempertahankan akidah.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025

Exit mobile version