Desakan Elit Iran: Serang Amerika dan Kunci Selat Hormuz jika Diperlukan

TerkiniJambi

TEHERAN – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas. Sejumlah elit politik dan keagamaan Iran mendesak Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk mengambil langkah tegas terhadap Amerika Serikat, termasuk opsi ekstrem: menutup Selat Hormuz dan menyerang pangkalan militer AS di kawasan.

Desakan ini mencuat setelah meningkatnya dugaan campur tangan Washington dalam konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang terus memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa anggota parlemen Iran secara terbuka menyerukan agar Khamenei menyetujui tindakan balasan strategis.

“Jika kepentingan vital Iran terancam, maka penutupan Selat Hormuz adalah hak kedaulatan kami. Dunia harus tahu bahwa Iran tidak akan tinggal diam terhadap provokasi asing,” tegas Ali Yazdikhah, anggota parlemen Iran.

Selat Hormuz, yang menjadi jalur transit sekitar 20 persen perdagangan minyak dunia atau sekitar 18 juta barel per hari, menjadi titik krusial. Jika ditutup, pasar global diprediksi akan terguncang, harga energi melonjak, dan ketegangan diplomatik meluas.

Sementara itu, perwakilan resmi Khamenei di Majelis Ulama juga menyuarakan nada keras. Ia mendesak Iran untuk segera menyerang instalasi militer AS di Timur Tengah sebagai balasan jika terbukti Washington terlibat dalam penyerangan terhadap fasilitas militer atau nuklir Iran.

Pakar hubungan internasional menilai ancaman ini bukan gertakan kosong, melainkan bagian dari strategi tekanan balik Iran terhadap Amerika Serikat dan sekutunya. Namun sejauh ini, Iran masih menahan diri untuk tidak mengambil tindakan langsung, sambil memantau langkah lanjutan dari pihak AS dan Israel.

“Ini bukan hanya soal harga minyak atau geopolitik regional. Ini tentang harga diri dan martabat Iran sebagai negara berdaulat,” ujar Behnam Saeedi, anggota parlemen lainnya.

Langkah apapun yang akan diambil Teheran ke depan dinilai akan menjadi penentu arah konflik di kawasan—apakah menuju deeskalasi diplomatik atau justru meletus menjadi perang terbuka dengan dampak global.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025