Nduga, Papua Pegunungan – Di tengah ancaman nyata dari kelompok separatis bersenjata, dua pejabat negara: Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, menembus Zona Merah Kabupaten Nduga untuk melakukan kunjungan kerja paling berisiko dalam satu dekade terakhir.Keduanya naik pesawat sipil PK-ELM yang kemudian ditetapkan sebagai target sah oleh TPNPB-OPM. Meski demikian, kedatangan mereka tak goyah
Kunjungan ini bukan hanya simbolik. Sjafrie Sjamsoeddin dan Sri Mulyani datang dengan misi utama: memastikan bahwa ratusan triliun rupiah dana negara yang dialokasikan melalui APBN 2025 benar-benar dirasakan rakyat Papua, khususnya di wilayah dengan status konflik bersenjata.
Perjalanan Risiko Tinggi dengan Misi Evaluasi APBN
Pesawatsipil PK-ELM yang membawa rombongan menteri ini mendarat di Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga, pada Sabtu pagi, 7 Juni 2025. Pengamanan ketat dilakukan oleh satuan gabungan TNI–Polri. Di balik layar, operasi intelijen dikabarkan terus memantau aktivitas KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) yang telah beberapa kali menargetkan obyek sipil dan militer.
“Kami ke sini bukan sekadar kunjungan. Kami ingin tahu: ke mana sebenarnya uang rakyat itu pergi,” tegas Sri Mulyani saat dialog dengan pejabat Pemkab dan tokoh masyarakat Nduga.
“Pertahanan adalah wajah pertama kehadiran negara. Tapi tanpa diiringi keadilan ekonomi dan pengelolaan fiskal yang benar, kami hanya akan jadi penjaga kesunyian.”
– Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Pertahanan
📊 Rincian Infografis APBN 2025 di Kabupaten Nduga
Komponen Anggaran | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|
Transfer Pusat ke APBD Nduga | Rp1,1 triliun | Belanja operasional dan belanja modal daerah |
Dana Desa | Rp215,4 miliar | 248 kampung; 18 kampung dapat alokasi > Rp1 miliar |
Operasi TNI–Polri | ±Rp245 miliar | Dukungan keamanan wilayah rawan |
Pendidikan & Kesehatan | ±Rp63 miliar | Layanan dasar masyarakat |
Infrastruktur Jalan Wilayah | Rp3,5 triliun | Termasuk pembangunan Jalan Kenyam–Wamena |