SENGETI, – Pemerintah pusat telah menetapkan alokasi Dana Transfer Umum (DTU) untuk tahun 2026 bagi daerah-daerah di Provinsi Jambi. Sebanyak sepuluh kabupaten/kota tercatat akan menerima DTU dengan nominal yang cukup besar — salah satunya Kabupaten Muaro Jambi, yang menjadi sorotan karena angka alokasinya mencapai miliaran rupiah.
Daftar 10 Kabupaten/Kota Penerima DTU > Rp 500 Miliar
| No. | Daerah | Jumlah DTU 2026 |
|---|---|---|
| 1 | Kab. Batang Hari | Rp 596.826.574.000 |
| 2 | Kab. Bungo | Rp 639.745.186.000 |
| 3 | Kab. Kerinci | Rp 652.075.618.000 |
| 4 | Kab. Merangin | Rp 773.919.679.000 |
| 5 | Kab. Muaro Jambi | Rp 667.969.144.000 |
| 6 | Kab. Sarolangun | Rp 702.415.496.000 |
| 7 | Kab. Tanjung Jabung Barat | Rp 732.885.022.000 |
| 8 | Kab. Tanjung Jabung Timur | Rp 525.432.748.000 |
| 9 | Kab. Tebo | Rp 522.250.135.000 |
| 10 | Kota Jambi | Rp 734.464.959.000 |
Sumber dari dokumen alokasi Kementerian Keuangan menyebutkan alokasi total DTU untuk Provinsi Jambi mencapai Rp 8,25 triliun pada tahun 2026, yang kemudian dibagikan ke provinsi, kabupaten, dan kota.
Pada daftar itu, Kabupaten Muaro Jambi memperoleh dana sebesar Rp 667.969.144.000yang terdiri dari komponen DBH dan DAU. Angka ini menempatkannya sebagai salah satu penerima DTU terbesar di Jambi dan menjadi pusat perhatian karena besarnya potensi dampak pembangunan yang bisa dilakukan.
Berdasarkan data, komposisi DBH di Muaro Jambi mencapai sekitar Rp 100,738,140,000, sedangkan DAU sekitar Rp 567,231,004,000 untuk total alokasi tersebut. Dengan komposisi tersebut, tantangan bagi Pemkab Muaro Jambi antara lain:
- Memastikan bahwa dana tersebut digunakan untuk prioritas yang benar-benar mendesak, seperti infrastruktur jalan, sanitasi, dan layanan publik.
- Menjaga transparansi dan akuntabilitas agar tidak muncul isu penyalahgunaan dana, mengingat volume anggaran cukup besar.
- Menyiapkan mekanisme pengawasan publik agar masyarakat ikut mengawasi pelaksanaan.
- Mengelola jadwal pencairan dan realisasi agar tidak tertumpuk di akhir tahun—sehingga penyerapan tetap optimal.





