“Kejaksaan Agung menetapkan Nadiem Makarim tersangka kasus korupsi Chromebook. Di sisi lain, KPK selidiki dugaan korupsi Google Cloud yang juga menyeret namanya.”
Jakarta,-Nadiem Makarim kini menghadapi dua jalur hukum berbeda. Kejaksaan Agung resmi menetapkannya sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan Chromebook. Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menyelidiki dugaan korupsi pengadaan Google Cloud yang juga dikaitkan dengan dirinya.
Kejaksaan Agung: Kasus Chromebook
Pada 4 September 2025, Kejaksaan Agung menetapkan mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook. Nilai kerugian negara ditaksir mencapai hampir Rp2 triliun. Nadiem ditahan untuk 20 hari pertama demi kepentingan penyidikan.
“Penyusunan spesifikasi pengadaan dilakukan secara tertutup dan mengarah pada produk tertentu sehingga menimbulkan kerugian negara yang signifikan,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar.
KPK: Kasus Google Cloud
Secara terpisah, KPK melakukan penyelidikan dugaan korupsi pengadaan layanan Google Cloud di Kemendikbudristek. Proses ini masih dalam tahap lidik dan belum ada penetapan tersangka. Namun, KPK menegaskan bahwa peluang penetapan tersangka terbuka jika bukti yang ditemukan cukup kuat.
“Status tersangka memang belum ada, tetapi kami menegaskan penyelidikan berjalan. Semua pihak yang diduga terlibat akan dipanggil jika dibutuhkan,” kata Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo.
Bisakah Seseorang Jadi Tersangka di Dua Kasus?
Secara hukum, seorang individu dapat menjadi tersangka dalam lebih dari satu perkara berbeda, asalkan setiap perkara memiliki bukti yang cukup. Kejaksaan Agung dan KPK memiliki kewenangan masing-masing, dan kedua lembaga dapat menjerat orang yang sama untuk kasus yang berbeda tanpa melanggar aturan.
Dampak dan Implikasi
- Kredibilitas pengadaan di Kemendikbudristek kembali dipertanyakan publik.
- Kedua kasus ini memperlihatkan potensi tumpang tindih antara kewenangan Kejagung dan KPK.
- Nama besar Nadiem Makarim menjadikan kasus ini sorotan nasional dan berpotensi berdampak politik.