Begitulah mereka, generasi salafus shalih yang selalu menjaga amalan mereka dari pujian manusia, lebih khawatir terhadap pujian daripada celaan, karena takut kehilangan pahala di sisi Allah.
Landasan dari Hadis Shahih
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: … (di antaranya) seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, lalu ia menyembunyikannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”
(HR. Bukhari no. 1423 dan Muslim no. 1031)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim no. 2564)
Amalan yang dilihat manusia bisa mengundang kekaguman sesaat. Tapi amalan yang hanya dilihat Allah, itulah yang mengundang cinta-Nya yang kekal.
Latihan Keikhlasan
Tidak ada yang salah dengan menampakkan amal saleh — apalagi bila itu mendorong orang lain untuk ikut beramal. Namun, di balik amal-amal yang terlihat, mestilah ada bangunan amal yang tersembunyi, yang hanya Allah dan diri kita yang tahu.
Berlatih sembunyi bukan berarti menjauh dari dakwah, tetapi menjaga kualitas keikhlasan, agar tidak hanyut dalam pujian atau sanjungan.
Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya mereka yang takut kepada Rabb mereka dalam keadaan tidak terlihat (sembunyi), bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Mulk: 12)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang kuat dalam diam, tulus dalam sembunyi, dan tenang dalam amal.
Aamiin.
Editor @terkinijambi.com