Indeks

Iran Siap Serangan Balasan, Tuduh AS Mulai Perang Berbahaya setelah Serang Fasilitas Nuklir

Ketegangan Timur Tengah Meledak: Israel Diserang Rudal, Iran Beri Peringatan Keras kepada Washington


TEHERAN – Situasi geopolitik di Timur Tengah makin membara. Iran secara terbuka menuding Amerika Serikat sebagai pemicu eskalasi besar setelah serangan udara brutal menghantam tiga fasilitas nuklir utama Iran—Fordow, Natanz, dan Esfahan—pada Sabtu dini hari waktu setempat (22/6/2025).

Serangan itu dilancarkan menggunakan enam pesawat pengebom siluman B‑2 Spirit milik AS yang dilaporkan menjatuhkan bom bunker-penetrator berdaya tinggi ke target bawah tanah. Selain itu, 30 rudal jelajah TLAM juga ditembakkan dari kapal selam Amerika yang berada di kawasan Teluk.

Iran: AS Telah Memulai Perang Berbahaya

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam keras serangan tersebut. “Amerika telah memulai perang berbahaya. Tindakan ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Kami akan membela diri dengan semua kemampuan kami,” tegasnya dalam konferensi pers darurat di Teheran.

Iran menyatakan siap melancarkan serangan balasan terhadap kepentingan AS dan sekutunya di kawasan, termasuk terhadap fasilitas militer di Timur Tengah yang dianggap ancaman langsung bagi kedaulatan nasional Iran.

Balasan Kilat Iran: Rudal Hujani Israel

Tak butuh waktu lama, Iran segera mengirim dua gelombang rudal balistik ke wilayah Israel. Target utama adalah kawasan Tel Aviv, Haifa, dan Ness Ziona. Sejumlah laporan menyebutkan, sedikitnya 23 warga sipil mengalami luka-luka akibat serangan tersebut, sementara sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel mencegat sebagian besar proyektil.

Dunia Bereaksi, PBB Peringatkan Krisis Lebih Luas

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengeluarkan pernyataan prihatin atas situasi terkini. Ia menyerukan semua pihak untuk segera menghentikan aksi militer dan kembali ke meja diplomasi.

Sejumlah negara Amerika Latin seperti Meksiko, Venezuela, dan Chili turut mengecam serangan AS, menyebut tindakan tersebut sebagai agresi sepihak yang bisa menyeret dunia ke ambang perang regional besar-besaran.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025

Exit mobile version