CIREBON – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) resmi mencabut izin operasional tambang milik Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, menyusul tragedi longsor yang menewaskan sedikitnya 14 pekerja, Jumat (30/5).
Longsor terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat para pekerja tengah beraktivitas menambang batu alam di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Material longsor menimpa truk, alat berat, serta pekerja yang berada di lokasi, menyebabkan puluhan korban jiwa dan luka-luka.
“Ini bukan semata bencana alam. Ini bencana karena kelalaian. Saya sudah peringatkan. Hari ini, izin mereka saya cabut. Tidak ada toleransi,” tegas KDM saat meninjau lokasi, Jumat sore.
Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi terus dilakukan oleh tim gabungan BPBD, Basarnas, TNI, dan Polri. Sebanyak 14 korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara 8 lainnya masih dalam pencarian, dan 4 orang luka berat tengah dirawat di rumah sakit.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menjamin santunan serta pendampingan kepada para penyintas.
Evaluasi Menyeluruh Tambang Galian C
KDM menegaskan bahwa tragedi ini menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi seluruh izin tambang, khususnya tambang galian C yang beroperasi di kawasan perbukitan.
“Kami akan evaluasi semua tambang serupa di Jawa Barat. Tidak boleh ada lagi nyawa rakyat yang jadi tumbal keserakahan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Cirebon AKBP Sumarni menyebut pihaknya telah memasang garis polisi di lokasi kejadian dan membuka penyelidikan untuk mendalami unsur pidana dalam peristiwa ini.
“Kami akan telusuri apakah ada pelanggaran terhadap standar operasional maupun perizinan yang dimiliki pengelola tambang,” kata Sumarni.
Identitas Korban Mulai Diungkap
Beberapa korban yang telah teridentifikasi antara lain:
- Andri (41), warga Kuningan
- Sukadi (48), warga Astanajapura
- Sanuri (47), warga Palimanan
- Sukendra (51), warga Dukupuntang
- Dedi Hirmawan (45), warga Bandung
- Sarwah (36), warga Sumber