JAMBI, -Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi yang dijadwalkan digelar pada awal September, persaingan internal memanas. Dua nama yang paling menonjol adalah H. Cek Endra (CE) dan Bupati Tebo Agus Rubiyanto. Di satu sisi ada klaim dukungan yang menguat untuk CE, sementara di sisi lain kubu Agus menyatakan siap bertarung dan mengantongi sejumlah dukungan. Situasi ini membuat peluang aklamasi dan kontestasi sama-sama terbuka.
Jadwal & Tata Kelola: Panitia Pastikan Tahapan Resmi
Panitia Musda (OC) DPD I Golkar Jambi telah mengumumkan tahapan resmi: pendaftaran calon dibuka sejak 31 Agustus sampai 2 September 2025, verifikasi calon dan dukungan dilaksanakan 3–4 September 2025, hasil verifikasi ditetapkan 5 September 2025, dan pelaksanaan Musda pada 6 September 2025 di Hotel BW Luxury. Panitia juga menegaskan syarat minimal dukungan 30 persen (6 suara dari total 17 pemilik suara) untuk dapat mendaftar.
— Adri, Ketua Organizing Committee (OC) Musda DPD I Golkar Jambi.
Cek Endra: Klaim Dukungan & Potensi Aklamasi
H. Cek Endra, yang selama ini menjadi figur sentral di Golkar Jambi, beberapa kali mengklaim telah memperoleh dukungan kuat dari internal partai dan menyatakan memperoleh restu dari unsur DPP. Dukungan yang terus mengalir disebut-sebut menempatkan CE pada posisi mengungguli lawan-lawannya, sehingga peluang aklamasi disebut mulai menguat.
“Saya sudah mengantongi restu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujar Cek Endra dalam pernyataan publiknya.
Agus Rubiyanto: Klaim Dukungan & Sikap Siap Bersaing
Menantang posisi CE, Agus Rubiyanto menegaskan kesiapannya maju dan bersaing secara terbuka. Agus dan timnya mengklaim telah mengantongi dukungan dari sejumlah DPD II sebagai modal politik untuk kontestasi — klaim yang kemudian memicu perdebatan di tingkat kabupaten/kota karena beberapa DPD II dilaporkan beralih dukungan dalam beberapa pekan terakhir.
“Saya siap bertarung dengan Cek Endra untuk kursi Ketua DPD I Golkar Jambi,” kata Agus Rubiyanto saat memperkenalkan diri ke publik sebagai kandidat alternatif.
