Bukan Sekadar Kasus Biasa: Warga Sudah Lama Dikepung Ular
Tragedi ini tidak berdiri sendiri. Menurut catatan warga, selama beberapa bulan terakhir ular-ular liar sering muncul di area permukiman, terutama saat musim hujan. Sedikitnya 10 ekor ular telah ditangkap warga dalam rentang waktu tiga bulan terakhir, beberapa bahkan memangsa ayam dan kambing peliharaan.
“Ada warga yang kehilangan kambing, ayam, bahkan anjing. Ular-ular ini sering muncul malam hari atau setelah hujan deras,” ungkap salah satu tokoh masyarakat setempat, Ustaz Daeng Sulaeman.
Ahli Biologi: Piton Bisa Menelan Manusia Jika Ukuran dan Situasi Memungkinkan
Dosen Biologi Universitas Halu Oleo, Dr. Nisa Rahmani, saat dimintai tanggapan menjelaskan bahwa Python reticulatus (piton sanca kembang) memang memiliki kemampuan menelan mangsa besar, termasuk manusia, dalam kondisi tertentu.
“Jika mangsa tidak melawan, ukuran tubuh cukup kecil atau sedang, dan kondisi lingkungan mendukung, piton bisa menelan manusia secara utuh. Kasus ini langka, tapi secara biologis memungkinkan,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi dan sistem mitigasi di daerah yang berbatasan langsung dengan hutan tropis atau rawa sebagai habitat alami ular besar.
Pemda Diminta Gerak Cepat: Warga Butuh Perlindungan
Banyak pihak mendesak Pemerintah Kabupaten Buton Selatan segera turun tangan secara sistematis. Mulai dari pemasangan rambu peringatan, patroli satwa liar, hingga pelatihan masyarakat tentang penanganan hewan berbahaya. Kejadian ini dinilai bisa menjadi awal dari eskalasi yang lebih buruk jika tidak segera diantisipasi.
Tragedi ini bukan hanya duka keluarga korban, tapi juga menjadi refleksi soal keseimbangan ekosistem yang mulai terganggu akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim.
Laporan: Tim Redaksi | Editor: Redaksi TerkiniJambi.com
Ilustrasi tidak menampilkan unsur kekerasan. Konten telah diverifikasi dan disusun ulang tanpa menyalin teks dari media manapun.