Indeks

Sepak Bola Jambi Jalan di Tempat: Satu-satunya Provinsi di Sumatera Tanpa Klub Profesional

Jambi – Saat Sumatera Barat masih bangga dengan Semen Padang FC dan Sumatera Utara terus berjuang bersama PSMS Medan, Jambi justru diam di tempat. Provinsi ini kini resmi menjadi satu-satunya di Pulau Sumatera yang tak memiliki klub sepak bola profesional di Liga 1 maupun Liga 2.

Kondisi ini memunculkan keprihatinan publik. Di tengah euforia nasional terhadap sepak bola, Jambi justru terpuruk di liga amatir. Klub-klub lokal yang dulu pernah aktif, seperti PS Tebo Bersatu atau Batang Hari FC, kini hanya tinggal nama. Sebagian bahkan telah dicoret keanggotaannya oleh Asprov PSSI Jambi karena tidak mengikuti kompetisi resmi.

Ketua Asprov PSSI Jambi, Mhd. Fadhil Arief, mengakui bahwa problem terbesar sepak bola Jambi adalah minimnya komitmen dari pelaku sepak bola sendiri dan belum adanya struktur pembinaan yang berkelanjutan.

“Kalau klub hanya berdiri saat turnamen, tanpa fondasi akademi, manajemen profesional, dan keuangan yang sehat, ya sulit untuk naik kelas. Kami ingin membangun sistem yang benar, bukan sekadar mengejar ikut kompetisi,” ujar Fadhil Arief, yang juga menjabat sebagai Bupati Batanghari.

Menurutnya, Asprov terus mendorong klub-klub di kabupaten/kota agar mulai menata diri, membentuk PT, dan berorientasi jangka panjang.

Ironisnya, gairah masyarakat terhadap sepak bola justru tinggi. Turnamen tarkam seperti Gubernur Cup kerap penuh sesak oleh penonton, dengan hadiah puluhan juta rupiah dan suasana meriah. Namun, gairah ini tidak pernah berhasil dikonversi menjadi basis dukungan terhadap klub resmi.

“Sepak bola di Jambi ini seperti festival. Ramai sesaat, tapi tak ada bekas,” ujar salah satu pelatih senior di Kota Jambi.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, Novriadi, AP., M.Si, mengakui bahwa belum ada anggaran atau program khusus untuk mendorong terbentuknya klub profesional. Fokus Dispora masih pada pembinaan umum dan penguatan olahraga prestasi di level pelajar dan pelatda.

“Pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri. Butuh kemitraan dengan pelaku usaha, Asprov, dan manajemen klub. Kalau ada klub yang serius dan punya konsep profesional, kami tentu akan dukung dalam kerangka pembinaan,” ujar Novriadi.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025

Exit mobile version