Indeks

Meksiko Gelar Pemilu Yudisial Pertama: Antara Harapan dan Kekhawatiran

Meksiko,1 Juni 2025 menggelar pemilu yudisial pertama dalam sejarahnya, memungkinkan warga memilih langsung sekitar 2.681 hakim dan magistrat, termasuk sembilan anggota Mahkamah Agung. Reformasi ini, yang didorong oleh mantan Presiden Andrés Manuel López Obrador dan dilanjutkan oleh Presiden Claudia Sheinbaum, bertujuan untuk mendemokratisasi sistem peradilan dan memberantas korupsi.

Sorotan Utama Pemilu Yudisial

  • Jumlah Kandidat dan Posisi: Sekitar 7.700 kandidat memperebutkan lebih dari 2.600 jabatan yudisial, termasuk semua kursi Mahkamah Agung.
  • Kontroversi dan Kritik: Pemilu ini dikritik karena dianggap dapat melemahkan independensi lembaga peradilan. Sejumlah kandidat bahkan dilaporkan memiliki catatan kriminal atau dugaan keterkaitan dengan organisasi kriminal.
  • Kebingungan Pemilih: Banyak warga mengaku bingung karena kurangnya informasi tentang kandidat serta daftar pemilih yang panjang, yang berisiko menurunkan partisipasi.
  • Boikot dan Protes: Partai oposisi PAN dan PRI menyerukan boikot pemilu ini. Unjuk rasa juga terjadi di Mexico City sebagai bentuk protes terhadap sistem baru ini.
  • Proses Selanjutnya: Penghitungan suara berlangsung hingga 10 Juni. Hasil final dijadwalkan diumumkan 15 Juni, dan para pejabat baru akan mulai menjabat pada 1 September 2025.

Reformasi yang Membelah Opini

Reformasi peradilan ini menjadi perdebatan publik. Di satu sisi, reformasi dinilai bisa meningkatkan partisipasi rakyat dalam menentukan keadilan. Namun, di sisi lain, banyak pihak khawatir akan risiko politisasi lembaga peradilan dan intervensi oleh kelompok kepentingan.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025

Exit mobile version