Jambi – Proses pemilihan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jambi resmi mengalami deadlock. Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) yang digelar pertengahan Mei 2025 berakhir ricuh dan tanpa hasil. Alih-alih melahirkan pemimpin baru, forum berubah menjadi arena konflik antar-kubu calon dan memaksa KONI Pusat turun tangan.
Situasi inilah yang kemudian memicu Gubernur Jambi Al Haris turun gunung. Ia menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon Ketua KONI Jambi demi mengakhiri kebuntuan serta mengembalikan marwah organisasi olahraga tertinggi di daerah itu.
Hasil penelusuran redaksi mengungkap empat faktor utama penyebab gagalnya Musorprov:
- Sengketa Tata Tertib
Musyawarah berlangsung panas sejak awal karena perdebatan mengenai tata tertib pemilihan. Muncul mosi tidak percaya terhadap pimpinan sidang, dan suasana sidang kian tak kondusif.
- Dukungan Ganda Cabor
Sejumlah cabang olahraga memberikan dukungan kepada lebih dari satu kandidat, menimbulkan ketegangan saat proses verifikasi dan memunculkan dugaan manipulasi dukungan.
- Ketegangan Antar-Kubu Calon
Dua figur kuat mencuat: Budi Setiawan dan Hasan Mabruri. Tim sukses masing-masing terus bersaing keras, hingga forum sulit mencapai mufakat. Salah satu calon lainnya, AKBP Mat Sanusi, memilih mengundurkan diri sebelum pemungutan suara.
- Sidang Diskors Berulang, Tak Ada Keputusan
Forum diskors berkali-kali akibat tekanan dan protes peserta. Musyawarah akhirnya bubar tanpa menghasilkan ketua terpilih.
Menanggapi kekisruhan ini, Waketum KONI Pusat Eko Budi Supriyanto menyatakan bahwa Musorprov tidak lagi memenuhi asas demokrasi dan prinsip musyawarah, sehingga proses pemilihan akan diulang lewat Musorprov Luar Biasa (Musorprovlub).
Tahapan Musorprovlub KONI Jambi:
- 19–24 Juni: Pengambilan formulir calon ketua
- 25 Juni: Penyerahan berkas & surat dukungan
- 26–27 Juni: Verifikasi kelayakan calon oleh Tim Penjaringan
- 30 Juni: Pelaksanaan Musorprovlub & pemilihan ketua definitif
Dalam pernyataan resminya, Gubernur Jambi Al Haris menyampaikan kesediaannya untuk maju sebagai calon ketua KONI jika hal itu bisa menjadi solusi atas stagnasi yang terjadi.