“Sebaik-baik penghasilan adalah hasil usaha tangan sendiri yang dilakukan dengan benar.” (HR. Ahmad)
Hadis ini mendorong kita untuk berusaha dan bekerja keras mencari rezeki yang halal. Jika kita mampu bekerja dan menghasilkan, maka sudah seharusnya kita tidak lagi membebani orang tua yang mungkin sudah memasuki usia senja dan membutuhkan istirahat.
Ingatlah setiap tetes keringat dan air mata orang tua yang telah mereka curahkan demi membesarkan kita. Mereka telah memberikan segalanya, bahkan seringkali mengorbankan impian dan keinginan pribadi. Sudah sepantasnya, di usia dewasa ini, kita membalas budi mereka dengan menjadi pribadi yang sukses, mandiri, dan mampu memberikan kebahagiaan serta ketenangan di hari tua mereka. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
“Wahai anak Adam, berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, sebagaimana mereka berbuat baik kepadamu di waktu kecilmu.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)
Hadis ini mengingatkan kita akan kebaikan dan pengorbanan orang tua sejak kita kecil, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk berbuat baik kepada mereka di masa tua kita. Menyusahkan mereka tentu saja bertentangan dengan perintah Allah ini.
Jangan biarkan rasa gengsi atau tuntutan gaya hidup yang berlebihan menghalangi kita untuk berbakti kepada orang tua. Justru, tunjukkan kepada dunia bahwa kesuksesan yang kita raih adalah buah dari didikan dan dukungan mereka, meskipun dalam kesederhanaan. Jadilah anak yang membanggakan, bukan hanya karena pencapaian materi, tetapi karena kemuliaan hati dan baktimu kepada orang tua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka kebahagiaan baginya dan Allah akan memanjangkan umurnya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)
Hadis ini memberikan kabar gembira bagi mereka yang berbakti kepada orang tuanya, yaitu kebahagiaan dan keberkahan umur. Sebaliknya, menyusahkan orang tua tentu dapat menjauhkan kita dari keberkahan ini.
Oleh karena itu, buang jauh-jauh rasa malu memiliki orang tua yang mungkin secara materi belum beruntung.