Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir, Rusia Ancam Balas: Dunia di Ujung Krisis Global Baru

TerkiniJambi

Washington–Moskow, – Dunia kembali berada di ujung tanduk. Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir strategis ke wilayah perairan global menyusul pernyataan agresif mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Dalam konflik yang bermula dari perang berkepanjangan di Ukraina, kini eskalasi meluas ke ranah ancaman nuklir terbuka antara dua kekuatan militer terbesar dunia.

Medvedev Bicara “Tombol Terakhir”, Trump Kirim Armada Diam-Diam

Ketegangan memuncak setelah Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional, menulis pernyataan menantang di akun resmi Telegram-nya. Ia menyebut bahwa Rusia memiliki opsi strategis untuk mengaktifkan sistem senjata nuklir otomatis “Dead Hand” jika AS terus menekan Moskow agar menyetujui gencatan senjata sepihak di Ukraina.

“Kami tidak akan menyerah kepada tekanan Washington. Jika perlu, kami tahu bagaimana dan kapan harus menekan tombol terakhir,” ujar Medvedev.

Tak lama berselang, Presiden Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih merespons keras. Ia menyatakan bahwa dua kapal selam nuklir kelas Ohio-class SSBN telah dikerahkan dan kini beroperasi di “lokasi strategis” yang tidak diungkap ke publik.

“Kita tidak sedang bermain api. Dunia tahu apa yang mampu dilakukan kapal selam kita. Ini bukan gertakan—ini langkah preventif,” tegas Trump.

Ultimatum AS: 10 Hari untuk Gencatan Senjata

Trump juga memberikan batas waktu 10 hari kepada Rusia untuk menghentikan seluruh operasi militer ofensif di Ukraina timur dan menyetujui kerangka gencatan senjata yang dirancang bersama Uni Eropa. Jika tenggat itu dilanggar, AS mengancam akan memberlakukan sanksi ekonomi tambahan, termasuk pemblokiran penuh terhadap sistem transaksi SWIFT Rusia dan embargo ekspor teknologi militer ganda.

Sekretaris Pertahanan AS, Gen. Michael Harrold, menambahkan bahwa langkah pengerahan kapal selam adalah bagian dari “proyeksi kekuatan global yang sah” di tengah situasi yang memburuk.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025