Konflik Memanas, 138 Ribu Warga Mengungsi Akibat Bentrokan Thailand–Kamboja

TerkiniJambi

Thailand–Kamboja – Ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali membara. Memasuki hari kedua bentrokan di sepanjang wilayah perbatasan dua negara bertetangga itu, jumlah pengungsi dilaporkan melonjak drastis mencapai lebih dari 138.000 jiwa. Konflik yang semula hanya ketegangan tapal batas, kini berubah menjadi krisis kemanusiaan besar-besaran di Asia Tenggara.

Artileri Berat & Serangan Udara F-16

Militer Thailand dan Kamboja saling beradu kekuatan menggunakan senjata berat, termasuk artileri, peluncur roket BM‑21, dan serangan udara jet tempur F‑16. Sedikitnya 14 warga Thailand dilaporkan tewas, termasuk seorang tentara dan 13 warga sipil. Di pihak Kamboja, satu orang meninggal dunia dan lima lainnya luka-luka akibat tembakan artileri di Provinsi Oddar Meanchey.

“Kami hanya sempat membawa anak-anak dan tas pakaian. Rumah kami terbakar,” kata Vanna Sopheak, seorang warga dari Battambang, Kamboja yang mengungsi ke arah selatan.

Jumlah Pengungsi Tembus 138 Ribu Jiwa

Pemerintah Thailand telah mengevakuasi lebih dari 100 ribu warga dari empat provinsi perbatasan ke sekitar 300 titik pengungsian. Sementara di Kamboja, ribuan warga juga mulai meninggalkan rumah mereka menuju tempat perlindungan di kuil dan sekolah.

“Ini adalah evakuasi terbesar sejak konflik tahun 2011. Kami khawatir situasi bisa berkembang jadi perang skala penuh,” ujar Perdana Menteri Sementara Thailand, Phumtham Wechayachai.

Sengketa Lama Soal Wilayah Candi

Ketegangan ini dipicu oleh sengketa wilayah lama yang belum tuntas antara kedua negara, khususnya terkait area Candi Preah Vihear—situs warisan dunia UNESCO yang diklaim kedua belah pihak. Meski Mahkamah Internasional telah memutuskan candi tersebut berada di wilayah Kamboja sejak 1962, Thailand masih mempermasalahkan zona sekitar yang disebut ‘buffer zone’ sepanjang 200 km.

Dunia Internasional Turun Tangan

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar rapat darurat hari ini, menyikapi eskalasi bentrokan yang dianggap berpotensi meluas. Amerika Serikat, China, dan ASEAN mendesak kedua negara untuk segera menghentikan tembakan dan membuka dialog damai.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025