Sebuah laporan terbaru telah mengungkapkan daftar negara-negara yang paling rawan korupsi di tingkat global. Menurut data yang dirilis, enam negara menduduki posisi teratas dalam daftar ini, menyoroti tantangan serius dalam tata kelola dan transparansi.
Daftar 6 negara yang disebutkan dalam laporan adalah:
* Rusia
* Iran
* Kolombia
* Meksiko
* Zimbabwe
* Myanmar
Data mengenai persepsi korupsi ini umumnya berasal dari Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index – CPI) yang diterbitkan setiap tahun oleh organisasi non-pemerintah Transparency International.
Indeks ini mengevaluasi dan memberi peringkat negara-negara berdasarkan tingkat persepsi korupsi di sektor publik, sebagaimana dinilai oleh para ahli dan eksekutif bisnis.
Untuk masuk dalam indeks ini, sebuah negara harus dievaluasi oleh setidaknya tiga sumber data yang berbeda, yang meliputi berbagai institusi global terkemuka seperti Bank Pembangunan Afrika, Bertelsmann Foundation, Economist Intelligence Unit, Freedom House, World Bank, dan banyak lagi.
Apa yang Menyebabkan Negara-negara Ini Rawan Korupsi?
Korupsi adalah masalah kompleks yang berakar pada berbagai faktor. Beberapa penyebab umum yang sering ditemukan di negara-negara dengan tingkat korupsi tinggi meliputi:
* Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Pemerintah yang tidak transparan dalam pengambilan keputusan dan kurangnya mekanisme akuntabilitas memungkinkan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
* Lemahnya Supremasi Hukum: Tingkat korupsi yang tinggi seringkali berkorelasi dengan sistem hukum yang lemah, kurangnya akses terhadap informasi, dan kontrol pemerintah yang ketat terhadap media serta partisipasi warga. Ini melemahkan kemampuan warga untuk mengawasi dan menuntut keadilan.
* Pembatasan Kebebasan Fundamental: Negara-negara dengan tingkat korupsi yang lebih tinggi cenderung membungkam suara warga dan media. Keterbatasan kebebasan berekspresi membuat korupsi dapat berlangsung tanpa hambatan.
* Ketidakstabilan Politik dan Institusi yang Lemah: Korupsi tingkat tinggi sangat terkait dengan ketidakstabilan politik, institusi yang melemah, dan dalam kasus ekstrem, konflik kekerasan.