Hikmah di Balik Keheningan Ilmu: Mengapa Yang Dalam Tak Selalu Beriak

Masrul Achmad S.Sos

TerkiniJambi

Pernahkah Anda mengamati, seringkali orang yang pengetahuannya luas dan mendalam justru lebih memilih untuk tidak banyak bicara? Seolah ada kebijaksanaan tersembunyi di balik kesediaan mereka untuk lebih banyak mendengar dan sedikit berujar. Ungkapan “Orang berilmu sedikit bicara” bukanlah sekadar deskripsi, melainkan sebuah cerminan dari kematangan jiwa dan pemahaman yang hakiki.

Mengapa demikian? Ada beberapa alasan mendasar yang menjadikan keheningan seorang alim sebagai sebuah pelajaran berharga:

Pertama, Kedalaman Ilmu Membutuhkan Perenungan yang Tenang. Ilmu yang sejati tidak hanya berupa hafalan fakta atau teori semata, melainkan pemahaman yang meresap ke dalam jiwa. Proses ini membutuhkan ketenangan, kontemplasi, dan waktu untuk mencerna berbagai informasi dan menghubungkannya menjadi sebuah kebijaksanaan yang utuh. Terlalu banyak bicara bisa mengganggu proses internalisasi ini.

Kedua, Kehati-hatian dalam Menyampaikan Kebenaran. Orang yang berilmu menyadari betul betapa dahsyatnya kekuatan kata-kata. Mereka memahami bahwa setiap ucapan memiliki konsekuensi dan dapat memengaruhi orang lain. Oleh karena itu, mereka berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, memilih kata yang tepat, dan memastikan bahwa apa yang mereka sampaikan didasari oleh pemahaman yang matang dan niat yang baik. Mereka tidak terburu-buru untuk berkomentar tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Ketiga, Fokus pada Esensi, Bukan Sekadar Retorika. Orang yang berilmu lebih tertarik pada substansi daripada sekadar kepiawaian dalam berbicara. Mereka tidak membutuhkan banyak kata untuk menyampaikan poin penting. Justru, mereka mampu merangkum pemikiran yang kompleks menjadi kalimat yang ringkas namun sarat makna. Keheningan mereka memberikan ruang bagi esensi untuk lebih menonjol.

Keempat, Menghargai Proses Belajar dan Pendapat Orang Lain. Kesediaan untuk tidak banyak bicara juga mencerminkan kerendahan hati seorang berilmu. Mereka menyadari bahwa ilmu itu luas dan terus berkembang. Mereka membuka diri untuk belajar dari orang lain, bahkan dari mereka yang dianggap memiliki pengetahuan yang lebih sedikit. Dengan lebih banyak mendengar, mereka memperkaya perspektif dan menghindari sikap menggurui.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025