Marthinus Hukom Bantah Tuduhan Dalang Kerusuhan Demo

TerkiniJambi

Jakarta, 30 Agustus 2025 — Nama mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol (Purn) Marthinus Hukom mendadak menjadi perbincangan setelah sebuah unggahan di media sosial menuding dirinya sebagai dalang kerusuhan dalam aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai kota.

Video yang beredar di TikTok menarasikan bahwa aksi protes disebut sebagai “kudeta terselubung” dan diarahkan kepada Marthinus Hukom. Tudingan ini segera viral dan menimbulkan perdebatan di ruang publik.

Di tengah derasnya kritik, muncul narasi liar di media sosial yang menyeret nama mantan Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, sebagai dalang kerusuhan.

Sebuah akun TikTok bernama piysotikkzu bahkan mengunggah video berdurasi 58 detik berjudul “Tidak Terima Diganti, Hukom Coba Kudeta Kapolri”.

Baca Juga :  Kapolri Listyo Sigit Siap Mundur Jika Diminta Presiden: Kita Prajurit, Kapan Saja Siap

Namun, alih-alih dipercaya, unggahan itu justru menuai gelombang bantahan dari warganet. Sejumlah komentar menilai isu tersebut sengaja digoreng untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari sorotan utama.

“Ini murni perjuangan rakyat, jangan coba alihkan isu. Masyarakat sudah cerdas,” tulis akun Eylena Miagina.

Komentar serupa datang dari akun Teguh Wiyono, “Jangan menggiring opini yang belum ada bukti.” Bahkan akun Lawan Angin ikut mempertanyakan, “Ada apa Kapolri belum diganti-ganti? Apa ada pesanan Jokowi supaya Kapolri dipertahankan seumur hidup?”

Klarifikasi Marthinus Hukom

Menanggapi isu tersebut, Marthinus Hukom menyatakan keterkejutannya dan menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kapasitas untuk menggerakkan massa.

“Saya ini sendirian, tidak punya pasukan, tidak punya uang, tidak pernah merasa jadi orang penting. Tapi ternyata bisa ditakuti juga ya, oleh orang yang punya uang,” tegas Marthinus Hukom.

Ia menambahkan bahwa tuduhan itu tidak masuk akal karena dirinya tidak memiliki jaringan ataupun sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatur aksi nasional.

“Kemampuan menggerakkan massa itu butuh sumber daya keuangan dan jaringan. Saya hanya punya dua ajudan dan seorang sopir pribadi. Apa mungkin mampu menggerakkan massa se-Indonesia?” ujarnya.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025