Serangan Udara Israel ke Yaman: Babak Baru Ketegangan Regional Pascagencatan Senjata Israel-Iran

Terkinijambi.com – Serangan udara Israel terhadap posisi milisi Houthi di wilayah pesisir Yaman, Ahad (6/7/2025), menandai babak baru eskalasi militer di Timur Tengah. Ini merupakan aksi militer pertama Israel di kawasan tersebut sejak pengumuman gencatan senjata terbatas antara Tel Aviv dan Teheran pada akhir Juni lalu. Serangan itu tak hanya berdampak langsung terhadap struktur militer Houthi, tetapi juga mengirimkan pesan strategis bagi Iran dan aliansi proksi di seantero wilayah.

Target: Infrastruktur Pelabuhan dan Titik Logistik Houthi

Jet-jet tempur Israel dilaporkan membombardir sejumlah pelabuhan strategis di Yaman, termasuk Hodeidah, Al-Salif, dan Ras Isa—wilayah yang dikuasai penuh oleh kelompok Houthi yang didukung Iran. Selain itu, infrastruktur penting seperti terminal minyak dan pembangkit listrik juga menjadi sasaran.

Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Daniel Hagari:

“Kami tidak akan tinggal diam terhadap ancaman Houthi yang mengganggu stabilitas Laut Merah dan mengancam kebebasan pelayaran internasional. Serangan ini bersifat defensif dan tepat sasaran.”

Israel juga menyebut telah berkoordinasi dengan sejumlah mitra strategis, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sebelum melancarkan operasi tersebut.

Konteks Geopolitik: Gencatan Senjata Tak Hentikan Proksi

Serangan ini terjadi hanya beberapa pekan setelah kesepakatan gencatan senjata terbatas antara Israel dan Iran, yang dicapai melalui mediasi Oman dan Qatar. Meski demikian, gencatan tersebut tidak mencakup kelompok-kelompok proksi seperti Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, maupun milisi Syiah di Suriah dan Irak.

Langkah militer Israel dapat dibaca sebagai bentuk “pengingat strategis” bahwa Tel Aviv tidak akan segan bertindak langsung terhadap pihak manapun yang dianggap mengancam jalur pelayaran internasional atau kepentingan nasionalnya, meskipun mereka bukan aktor negara.

Red Sea Theatre: Jalur Maritim Jadi Medan Baru

Dengan posisi geografis Houthi yang menguasai sebagian pesisir Laut Merah, kelompok ini memiliki daya tawar strategis terhadap jalur perdagangan internasional, khususnya selat Bab el-Mandeb, salah satu titik choke point terpenting dunia.

Nomor TDPSE : 023714.1/DJAI.PSE/05/2025