“Kalau demi perbaikan tata kelola olahraga Jambi, saya siap. Ini bukan soal jabatan, tapi tanggung jawab moral.”
– Al Haris, Gubernur Jambi
Masuknya Al Haris dinilai sebagai bentuk intervensi positif sekaligus langkah strategis untuk mencairkan ketegangan dua kubu yang selama ini saling mengunci kekuatan politik olahraga.
Respon positif datang dari berbagai kalangan olahraga dan tokoh daerah:
“KONI Jambi butuh figur pemersatu. Dengan posisi dan rekam jejak Pak Gubernur, arah pembinaan bisa lebih sinergis dengan kebijakan daerah.”
– Ketua Cabor Atletik Jambi (inisial WZ)
“Saya menghormati keputusan Pak Gubernur. Yang penting proses Musorprovlub harus adil dan menjunjung etika olahraga.”
– Hasan Mabruri, kandidat Ketua KONI
“Ini bukan sekadar rebutan kursi KONI. Tapi tentang bagaimana olahraga Jambi bisa dibina dengan visi jangka panjang.”
– Prof. Sukendro, Akademisi Universitas Jambi
Polemik dalam tubuh KONI Jambi adalah sinyal darurat bagi tata kelola olahraga di daerah. Kepemimpinan bukan lagi soal siapa yang menang, tetapi siapa yang mampu memimpin tanpa membuat olahraga jadi korban tarik-menarik kepentingan.
Musorprovlub 30 Juni mendatang akan jadi panggung pembuktian:
Apakah olahraga Jambi bisa bangkit, atau kembali masuk jurang konflik elite?