TerkiniJambi.com -Buntut terungkapnya produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, warga mulai mengeluh menemukan uang palsu.
Kini warga mulai mengeluh mendapatkan uang palsu yang diduga dicetak di kampus UIN Alauddin.
Keluhan muncul dari beberapa platfom media sosial.
Dari media X, akun @ariyanti_plp mengungkapkan mendapatkan satu lembar Rp100 ribu uang palsu.
Nampak ia membagikan video berdurasi 20 detik yang menunjukkan selembar uang tersebut dapat dibelah dan berisi kertas biasa.
Warganet keluhkan sudah menjadi korban peredaran uang palsu
Warganet keluhkan sudah menjadi korban peredaran uang palsu (X @ariyanti_plp)
Lalu akun TikTok @zharmanaidha juga membagikan uang Rp100 ribu yang bisa dibelah.
Warganet keluhkan mendapat uang palsu diduga produksi UIN
Warganet keluhkan mendapat uang palsu diduga produksi UIN (TikTok @zharmanaidha)
Dikutip dari TribunBengkulu.com, masyarakat di Kecamatan Talo Kecil mengaku sudah menjadi korban peredaran uang palsu.
Ia mendapat uang palsu pecahan Rp 100 ribu dari pelaku yang berbelanja di warung manisan miliknya.
“Kejadiannya itu Rabu (18/12/2024) lalu. Dan baru saya ketahui kemarin Sabtu (21/12/2024) saat saya mengecek uang di warung,” kata Wekadin Saputra
Diceritakan Wekadin Saputra, di hari Rabu tersebut anaknya yang melayani pembeli di warung. Pelaku datang menggunakan sepeda motor belanja di warung miliknya.
“Yang melayani saat itu anak saya. Karena masih anak-anak tidak curiga saat pelaku belanja menggunakan uang palsu pecahan Rp 100 ribu ini,” jelas Wekadin.
Namun membedakan uang asli dan palsu nyatanya tak hanya bisa dirobek biasa.
Bahkan uang produksi UIN terbilang canggih karena sulit terdeteksi alat X-Ray.
Namun pihak Bank Indonesia (BI) menjelaskan jika uang palsu tersebut tetap tak bisa masuk mesin ATM.
Lantas bagaimana cara membedakan uang asli dan uang palsu?
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI), Rezki Ernandi Wimanda, ada 11 unsur pengamanan pada uang yang beredar di masyarakat.
“Sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI adalah satu-satunya lembaga yang berwenang mengelola uang,” ujar Rezki saat konferensi pers terkait sindikat uang palsu yang digelar di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024), dikutip dari Kompas.com.
Ia menilai peredaran uang palsu memang layaknya gunung es yang tak terlihat hanya di permukaan.
“Yang terlihat hanya permukaannya, tetapi yang beredar mungkin sudah banyak. Kita tidak tahu,” ucapnya.
Rezki menjelaskan bahwa unsur pengaman pada uang rupiah meliputi bahan kertas khusus dengan tanda air (watermark), electrotype, benang pengaman (security thread), kode tunanetra (blind code), tinta yang berubah warna (optical variable ink), dan tulisan mikro (microtext).
Penampakan uang palsu UIN Alauddin Makassar diamankan di Mamuju, Sulawesi Barat. Buntut terungkapnya produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, warga mulai mengeluh dapat uang palsu
Mengutip Tribun-Timur.com, dalam mesin ATM terdapat sensor khusus yang akan otomatis menolak uang palsu.
“Untuk ATM setor tunai paling susah dimasukin (uang palsu) karena selain kontrol manusia, juga ada kontrol sensor jadi ketolak,” jelasnya.
Lantas bagaimana cara membedakan uang asli dan uang palsu?
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI), Rezki Ernandi Wimanda, ada 11 unsur pengamanan pada uang yang beredar di masyarakat.
“Sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI adalah satu-satunya lembaga yang berwenang mengelola uang,” ujar Rezki saat konferensi pers terkait sindikat uang palsu yang digelar di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024), dikutip dari Kompas.com.
Ia menilai peredaran uang palsu memang layaknya gunung es yang tak terlihat hanya di permukaan.
“Yang terlihat hanya permukaannya, tetapi yang beredar mungkin sudah banyak. Kita tidak tahu,” ucapnya.
Rezki menjelaskan bahwa unsur pengaman pada uang rupiah meliputi bahan kertas khusus dengan tanda air (watermark), electrotype, benang pengaman (security thread), kode tunanetra (blind code), tinta yang berubah warna (optical variable ink), dan tulisan mikro (microtext).
“Kemudian ada pencetakan kasar sehingga, jika diterawang, elemen-elemen pengaman tersebut saling melengkapi,” jelasnya.
Selain itu, nomor seri pada uang rupiah asli selalu berbeda satu sama lain.
“Jadi, kalau diterawang, dilihat, atau diraba, uang asli dan palsu bisa dibedakan,” tambahnya.
Apa Itu Dilihat, Diraba, Diterawang?
Dikutip dari Bank Indonesia, mengenali ciri-ciri uang palsu dapat menggunakan tiga langkah dilihat, diraba, diterawang.
8 Cara Cek Keaslian Uang Pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000
Dilihat:
- Gambar utama terlihat.
- Nominal pecahan terlihat.
- Benang pengaman asli terlihat.
Logo BI dengan tinta yang berubah warna ada.
Diraba:
– Bagian-bagian tertentu terasa kasar
– Terdapat kode tunanetra (blind code)
Diterawang:
-Tanda air (watermark) dan electrotype ada.
-Gambar saling isi (rectoverso) terlihat
Diberitakan sebelumnya, sindikat uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan yang mencapai triliunan rupiah terungkap.
Pengungkapan ini disampaikan dalam konferensi pers di Mapolres Gowa pada Kamis (19/12/2024).
Menurut Kapolda, barang bukti yang berhasil diamankan termasuk 556 lembar mata uang rupiah yang belum dipotong, satu lembar sertifikat deposit senilai Rp45 triliun, dan satu lembar surat berharga SBN senilai Rp700 triliun.
Polisi mengungkap, total uang palsu yang sudah dicetak sindikat pelaku mencapai Rp2 miliar.
Penyidik Polres Gowa telah menyita sekitar Rp446 juta uang palsu yang dibuat oleh 15 tersangka yang sudah ditetapkan polisi.
Dengan begitu, masih ada Rp1,5 miliar pecahan uang palsu yang belum terungkap keberadaanya.(*)